That's my way

Ingin sedikit bercerita.
Sebulan terakhir ini duniaku agak berwarna-warni. 

Aku diajak untuk ikut business idea exhibition LPDP . Yang membuatku agak speechless dua orang timku merupakan awardee alumni kampus UK dan USA. Dan mereka punya mimpi untuk membuat startup fintech yang bisa menjadi perantara antara investor dan UMKM dengan sistem ekonomi syariah. Well, kemudian aku mencoba sedikit membantu sebisaku. Kemudian kami mengikuti workshop LPDP dan bertemu dengan berbagai pembicara-pembicara hebat yang sebelumnya pernah kutemui di seminar lainnya. Kak Jay dari i-grow, Bang Timmy dari kitabisa, Pak Hasnul Suhaimi, mantan CEO XL, dan Kak Fajrin Rasyid dari bukalapak. Peserta workshop juga sangat beragam , ada yang lulusan Cambridge, Newcastle, Cardiff, Hultz, dan berbagai kampus luar negri ternama lainnya. Dan seperti biasa mereka sangat menginspirasi dan membuatku belajar banyak hal. Saat sesi latihan pitching idea bersama Kak Jay, aku memberanikan diri maju. Walaupun aku tidak maju untuk menjelaskan proyek kelompokku. Aku malah bercerita tentang mimpiku mendirikan startup Indonesia Quran sebagai suistanable business untuk IQF dalam waktu satu menit di para peserta dan pembicara. Aku sedikit lega akhirnya bisa bercerita tentang IQF di hadapan para peserta lainnya. Setelah workshop kami akan melakukan pitching sebenarnya di hadapan para investor  pada acara welcoming alumni. Pada sesi workshop, pembicara menjelaskan tentang pentingnya fokus dalam pendirian startup. Well aku jadi berfikir panjang untuk terlibat lebih jauh dengan proyek ini. Di sisi lain, sepertinya hebat bisa bergabung dengan tim yang mempunyai kapasitas dan networking internasional seperti Kak Irvan dan Kak Rusy. Mereka juga sangat bersemangat dan serius dalam proyek ini.  But, aku sadar, it's not my world. Ya, proyek ini butuh komitmen serius dan total, sementara aku sudah memutuskan untuk serius dan total dalam mengurus IQF. Lagipula ibuku sangat keberatan jika aku terlibat jauh karena takut mengganggu kuliahku.

Pekan selanjutnya, lewat broadcast di salah satu grup LPDP, aku diajak mengikuti training leadership yang diadakan oleh Islamic Development Bank. Acaranya berlangsung 4 hari dan aku hanya bergabung dalam dua hari terakhir. Trainernya berasal dari UK, dan acara ini menggunakan bahasa inggris. Peserta acara mayoritas berasal dari BI, OJK, dan Kemenkeu. Di hari terahir pembicaranya adalah Pak Adiwarman Karim dan Pak Syafii Antonio yang merupakan tokoh ekonomi islam idolaku. Aku agak sedikit norak, menghampiri mereka, memberi buku MMPQ dan meminta foto bersama. Aku juga berkenalan dengan Profesor Osman, lulusan S3 Durham dan bekerja di IRTI.  

Kemudian akhir pekan kemarin kuhabiskan waktu membersamai para punggawa IQF untuk Raker dan Rihlah di Sukabumi. Kami kembali saling berbagi tentang mimpi dan harapan kami untuk IQF. Kemudian untuk pertama kalinya aku mencoba rafting atau arung jeram, melewati sungai sepanjang 12 km dengan perahu karet, dan membuat sepatuku hilang karena perahu kami terbalik, namun membuatku ketagihan dan ingin mencoba kembali suatu saat nanti.

Dengan badan masih pegal-pegal, esoknya aku menjadi panitia Tahfizh Smart Camp Darbi, dan bersama beberapa mentor dari mahasantri IQF, mencoba berbagi cerita dan motivasi anak kelas 5 SD di sana untuk menghafal Quran. Dan entah kenapa aku menemukan kebahagiaan luar biasa ketika menyaksikan anak-anak SD menghafal Quran. 

Di hari terakhir acara, sorenya aku harus ke kampus untuk bertemu dengan dosen dan kelompokku untuk membicarakan proposal hibah penelitian jurnal internasional. Kemudian dosenku menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan dan penelitian yang akan diajukan. Saat itu aku galau setengah mati. Dijelaskan tentang kesibukan tiga bulan ke depan yang menuntut untuk fokus dalam mengerjakan penelitian ini. Dan kemudian manfaat yang diperolehnya yaitu publikasi jurnal internasional terindeks Scopus dan mengikuti conference tingkat international. Di sisi lain aku ingin bergabung karena berarti aku memiliki kesempatan untuk membuat proposal penelitian lebih cepat dan berkualitas dengan tim yang sangat berpengalaman. Di sisi lain, aku sadar betul it's not my world. Beberapa tanggung jawabku tiga bulan ke depan rasanya nggak bisa kualihkan begitu saja. Dan kemudian aku memilih mundur.

Well, entah kenapa aku selalu terlibat banyak hal yang terkadang membuatku tergoda untuk melompat lebih jauh dan melihat dunia lebih luas. Tapi lagi-lagi semua itu seringkali membuatku mundur ketika aku bertanya secara jujur pada diriku.

What am I looking for?

Apa sebenarnya yang kucari? Aku sadar betul, Betapa beruntungnya hidupku. Dan lagi-lagi membersamai IQF adalah nikmat yang harus selalu kuingat dan kusyukuri, Dan harus selalu kujaga. Dan penjagaan itu butuh komitmen dan fokus. Juga butuh pengorbanan.

Aku ingat sekali kata-kata Kak Gun, ketua harian IQF waktu rapat dahulu..

Sudah punya?
Sesuatu dalam hidup dalam hidup yang akan diperjuangkan mati-matian, apa pun konsekuensinya, berapa pun harga yang harus dibayar, dalam bentuk apa pun taruhannya?

Kalau belum bagaimana kalau kita menjadikan sesuatu itu adalah IQF beserta apa yang dicita-citakannya?


Tapi IQF nggak punya apa-apa. Nggak bisa janjiin apa-apa. Dan nggak jamin jalan ke depannya akan mudah.

Bismillah, that's my way..

Komentar

Postingan Populer