cerita lima februari 2017

Hari ini sahabatku menikah. Aku mengenalnya selama sembilan tahun lebih. Begitu banyak cerita yang mungkin berlembar-lembar untuk menulis kenangan episode demi episode saat bersamanya. Satu hal yang kusyukuri. Bahwa aku pernah mengenalnya. Gadis itu membuat hidupku berwarna dengan keceriaan yang dimilikinya. Dia sering membantuku dalam banyak hal. Dia menyemangatiku untuk jujur dan tak menyerah pada mimpi. Dia gadis polos, dan terkadang terlalu baik pada kebanyakan orang. 

Ada perasaan kehilangan sejenak. Tidak, bukan berarti aku tidak bahagia. Aku bahagia melihat senyum lepasnya. Dan kebersamaannya dengan pangeran yang akhirnya datang setelah penantian panjangnya. Hanya saja aku sadar. Bahwa semua akan menjadi berbeda. Tak mungkin lagi aku dengan seenaknya merencanakan jadwal pertemuan dengannya, menginap di rumahnya, cerita berjam-jam, ataupun berboceng ria dengannya. 

Aku jadi berfikir panjang. Aku saja, yang hanya sekedar teman atau sahabat, yang frekuensi kebersamaanku dengannya tidak sebesar ayah ibu atau saudara-saudaranya, bisa merasa begitu kehilangan. Bagaimana dengan orangtuanya? Seperti apa perasaan mereka ketika sang anak harus lepas dari orang tuanya dan melanjutkan hidup baru dengan seseorang yang baru dikenalnya? Membesarkan anak bertahun-tahun dengan berbagai pengorbanan dan kemudian setelah besar anak tersebut harus bertanggung jawab dan menomorsatukan pihak yang berbeda. 

Lagi-lagi itu makna kehidupan ya. Bahwa terkadang apa yang kita berikan tak secara langsung  terbalaskan. Seperti pengorbanan orangtua untuk anak, takkan mungkin secara langsung sang anak bisa membalas semua itu, tapi mungkin setiap kebaikan sang anak yang diperoleh dari orangtua, akan anak tersebut wariskan untuk anaknya lagi, lagi, dan lagi, Dan begitulah siklus hidup berjalan. 

Juga tentang makna kehilangan. Bahwa ketika seseorang pergi dari kehidupanmu, kau akan menemukan orang berbeda yang masuk dalam kehidupanmu. Tidak sepenuhnya sama. Tapi mewarnai kehidupanmu dengan cara yang berbeda. Dan mengisi sisi lain ruang hatimu yang kosong.

 Pikiranku mulai kepanjangan. Anyway, aku bahagia dan sangat bersyukur melihat kebahagiaan sahabatku, Barakallah Rin, semoga sakinah mawadah wa rahmah, pasangan langgeng dunia akhirat, menghasilkan keturunan yang sholih dan sholihat, generasi qurani, dan bisa bermanfaat dunia akhirat. Semoga kita bisa terus bersahabat hingga di surga. :)


Komentar

Postingan Populer