wanita


Aku tak pernah mengerti mengapa makhluk sekuat itu dianggap lemah,,

Bangun dini hari menyiapkan makanan, mencuci pakaian, membereskan rumah, membangunkan suami, anak-anak, melayani keperluan mereka, bersabar dengan teriakan mereka yang tak jarang kasar, mengantar anak-anak ke sekolah, berfikir keras menjadikan uang belanja yang sangat kurang dapat mencukupi untuk seluruh makan sekeluarga, anak-anak datang, rumah kembali berantakan, melayani mereka makan, mengasuh, membujuk, mendidik, mengurus, mengajar anak-anak, suami pulang, harus tetap tersenyum di tumpukan rasa lelah, melayani,

Aku tak pernah mengerti mengapa makhluk sekuat itu dianggap lemah

Ditinggal mati suami, bekerja keras membesarkan anak sendiri, memberi makan anak-anak, menghidupi keluarga, berangkat kerja dini hari, pulang malam hari, menahan perasaan melihat sang anak tak patuh, merasa tak disayang, karena menganggap sang ibu hanya sibuk bekerja, tanpa menyadari, seandainya sang ibu bisa memilih, ingin rasanya hanya tinggal bersama sang anak, mendidik dengan tangannya sendiri, penuh kasih sayang, tanpa perlu hawatir dan dibebani deadline pekerjaan, atau sisa-sisa waktu, tanpa perlu khawatir kebutuhan hidup yang harganya kian melangit, dan tak bisa ditukar hanya sekedar di rumah, menemani sang anak.

Aku tak pernah mengerti mengapa makhluk sekuat itu dianggap lemah

Memiliki suami kasar, suka memukul, entah berapa lama tubuhnya dapat terbebas dari lebam, mati-matian melindungi sang anak dari kekerasan sang ayah, mati-matian menyembunyikan fakta kekerasan sang suami, tetap patuh,tunduk, dan tetap mencintai..

Aku tak pernah mengerti mengapa makhluk sekuat itu dianggap lemah

Telah dibunuhnya rasa cemburu. Sakit yang terus menerus tak dipedulikannya. Memiliki suami yang tak setia. Yang menghancurkan rasa percaya dirinya. Sebagai seorang wanita. Yang membuatnya merasa tak berharga, yang  membuatnya merasa tak berguna. Ah, telah dibunuhnya rasa cemburu. Apalagi cinta. Yang entah bermakna apa. Karena ternyata senyum anak-anak masih jauh lebih penting. Jauh lebih berharga.

Aku tak pernah mengerti mengapa makhluk sekuat itu dianggap lemah

Memiliki tenaga yang tak terhitung, di samping mengurus rumah, juga harus ikut bekerja mencari nafkah, meski sang suami ada, namun tak bisa diandalkan karena kemalasannya, membuang rasa malu dengan berhutang untuk kebutuhan hidup yang tak pernah selesai, yang anehnya juga harus wajib menurut pada suami yang bahkan tak bisa memenuhi kewajibannya.

Aku tak pernah mengerti mengapa makhluk sekuat itu dianggap lemah

Memiliki anak yang dianggap tak normal. Sabar yang harus selalu dilakukan dalam mendidik sang anak, yang berbeda, syukur dan harap yang selalu tumbuh hanya dengan menyaksikan sang anak bisa sehat, setidaknya hidup tanpa kesakitan, tetap percaya dan memiliki kasih tanpa pamrih, berjuang menghadapi orang-orang yang tak pernah mengerti bahwa semua manusia adalah berharga, seperti apa pun.

Aku tak pernah mengerti mengapa makhluk sekuat itu dianggap lemah
Karena makhluk tegar itu bernama wanita

Komentar

Postingan Populer