Santri Kelas Zaid Kuttab SQ

Assalamualalaykum Ustadzah, sapaan mereka di setiap pagiku. Dengan wajah imut dan senyum sumringah mereka, seketika menghangatkan hatiku.

"Allahumma shoyyiban nafian" seru mereka bersamaan ketika tiba-tiba hujan turun saat pelajaran sedang berlangsung. Aku terkesima. Aku saja terkadang tidak langsung reflek berdoa seperti itu saat tiba-tiba hujan turun.

"Matahari panas ya!"
"Iya, tapi lebih panas api neraka."
"Iya apalagi neraka Hawiyah. Neraka untuk orang kafir. Apinya warna hitam. Paling panas!"

Itu sekilas percakapan mereka saat menunggu jemputan pulang, saat melihat teriknya sinar matahari.

Dan lagi-lagi aku cuma bisa takjub.

Bagaimana mungkin aku tidak bisa berhenti bersyukur? Bersyukur dipertemukan mereka. Bersyukur mendapat kesempatan menjadi bagian dari episode kehidupan mereka, mendidik dengan sedikit ilmu yang kumiliki. Dan mendapat kesempatan belajar banyak hal dari mereka.

Usia mereka antara 5-7 tahun. Awalnya berjumlah sepuluh orang, namun di awal semester kedua, satu orang terpaksa meninggalkan kami karena harus mengikuti orangtuanya pindah dinas di luar pulau Jawa. Awal semester satu, setiap hari, minimal satu orang santri menangis. Entah karena menangis melihat orangtuanya pulang, tidak mau ditinggal orangtuanya, bertengkar dengan teman, atau terjatuh ketika sedang bermain. Ada yang masih harus belajar toilet training. Ada yang juga pernah mengompol di kelas. Atau yang muntah saat pelajaran berlangsung.

Beberapa dari mereka awalnya sama sekali tidak mengenal abjad. Tidak bisa membedakan huruf B dan D. Juga belum bisa menghitung dan mengenal angka.

Time flies.

Kemudian sudah jarang terdengar suara tangis. Mereka bertambah kuat. Bertambah dewasa. Hingga yang awalnya tidak mengenal huruf  ada yang mampu membaca satu buku cerita. Yang awalnya selalu minta ditemani ke kamar mandi, sudah mandiri dan tidak mau ditemani lagi.

Adab sebelum Ilmu.
Iman sebelum Quran.
Prinsip pengajaran di Kuttab Sahabat Quran. Kami bersama mengamati aneka ciptaan Allah yang menakjubkan dan santri belajar membaca dan menulis nama-namanya. Belajar betapa Allah Maha Kuasa, Maha Pencipta, dengan berbagai ciptaanNya.

Dear Santri Kelas Zaid Kuttab Sahabat Quran...

Ustadzah Asma sayang kalian karena Allah. Dan Ustadzah tidak pernah berhenti berharap agar kita dipertemukan kembali di surgaNya. Pasti seru banget ya kalo kita berenang bareng di surga, atau kita makan-makan bareng lagi, atau kita bersama-sama mengamati ciptaan Allah yang menakjubkan. Di dunia saja alam yang kita amati sudah begitu indah, apalagi di surgaNya ya? Waah tak terbayangkan indahnya..

Dear Akram, Althaf, Gaza, Suhail, Syabib, Tsaqif, Umar, Aisha, Humairo, Ulfi...

Jangan lupa untuk selalu beriman dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun. Jangan berhenti untuk selalu meyakini bahwa Allah Maha Pengasih Maha Penyayang.

Jangan lupa untuk menjadi hamba yang bertakwa, rajin sholat dan mengaji, patuh terhadap orangtua, menghormati Ustadz Ustadzah, menyayangi dan menghormati sesama, rajin belajar dan mencintai ilmu.

Ustadzah sayang kalian karena Allah.

Komentar

  1. Tak terasa sambil membaca air mata ini jatuh..tak ingin rasanya berpisah....melalui ustazah anak2 kami berubah satu persatu kearah yg lebih baik.kami hanya bisa mengucapakan terimakasih,,,,dan semoga allah lah yg membalas semua ini .kami pun berharap perpisahan ini tdk memutus tali silaturahim kita.......peluk dan cium dari suhail

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer