That place

Tulisan yang ditulis 2 bulan lalu, ketika hari terakhir di Bandung. How I miss that place.

Bandung, 27 Februari 2016
Tempat itu menjadi tujuan pertamaku ketika tiba di Bandung. Tempat dimana aku melewatkan hampir sebagian besar waktu asar hingga magrib, dan masa akhir pekanku. Tempat dimana aku melihat bahwa betapa bersyukurnya Bandung memiliki tempat ini.

Tempat dimana tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga pusat peradaban dimulai dari tempat ini.

Tempat ini tak pernah sepi. Selalu ramai dengan berbagai kegiatan. Senin sampai Jumat ramai oleh mahasiswa. Selain dijadikan tempat sholat, tempat ini juga ramai dengan mahasiswa yang sibuk belajar, mengerjakan tugas, dan sesekali berdiskusi. Bakda ashar, puluhan siswa berseragam putih abu-abu, duduk berkelompok-kelompok di selasar masjid dan taman masjid dengan seorang kakak pengajar lengkap dengan papan tulis dan spidol. Akhir pekan tempat ini ramai dengan anak-anak kecil dan para orangtua untuk ikut dalam berbagai kegiatan kreativitas yang diadakan.
Yang paling istimewa adalah setiap hari senin dan kamis. Suasananya tak berbeda jauh dengan suasana bulan Ramadhan. Setiap senin dan kamis diadakan kajian pukul 17.00-18.00 dilengkapi dengan hidangan ifthor gratis dengan menu lengkap.

Tempat ini juga dilengkapi dengan koperasi, tempat makan, asrama mahasiswa, kantor tiap bidang dan Allah Yang Maha Baik, bersyukur dan tak pernah berhenti bersyukur. Lagi-lagi aku diberi lingkungan yang menjadi inspirasiku.

Ketika kebanyakan teman-temanku sedih harus meninggalkan bandung karena berpisah dengan teman-teman sekelas, mungkin kesedihanku lebih karena harus berpisah dengan tempat ini.Ya, Good Bye Masjid Salman ITB.

And, i must go home. Aku harus pulang. Mewujudkan sebuah mimpi. Menjadikan masjid di lingkunganku sebagai pusat peradaban. Membangun masyarakat dengan menjadikan masjid sebagai pusat peradaban
Bismillah, Lembah Kapuk Darussalam 2040!!!


Komentar

Postingan Populer