Untuk Elmia, Abim, dan Fitri
Pada akhirnya ini hanyalah salah satu
episode kehidupan. Dimana dipertemukan kalian adalah salah satu ketetapan yang
sudah Allah catatkan jauh sebelum keberadaan kita.
Pada akhirnya ini hanyalah salah satu
episode kehidupan. Bertemu. Berinteraksi. Belajar. Memahami. Kemudian berpisah.
Sesederhana itu. Seperti halnya episode kehidupan. Lahir. Tumbuh. Dewasa. Tua.
Mati.
Kalian ingat awal pertemuan pertama kita?
Waktu itu, dengan perjuangan teman-teman kampus yang cukup berdarah-darah,
akhirnya kegiatan mentoring untuk mahasiswa baru diwajibkan. Liburan semester
genap kala itu, saat orientasi mahasiswa baru dilakukan bertepatan dengan
jadwal mentoring mahasiswa baru. Kalian tahu, awalnya aku merencanakan
menghabiskan liburan semester empatku di Kampung Inggris Pare, seperti yang
kulakukan pada liburan semester dua dan tiga sebelumnya. Namun karena sebab
lain akhirnya tidak jadi kulakukan dan mungkin dengan cara ini ALLAH
mempertemukanku dengan kalian.
Aku mengenal Elmia.
Yang nyaris memiliki kesamaan kepribadian
denganku. Koleris, dengan sikapnya yang tak mau diperintah dan diatur, cuek, sering
telat dan tak suka repot. namun punya mimpi tinggi dan bersedia bekerja keras
untuk mendapatkannya.
Aku mengenal Fitri. Paling pendiam dan tak
suka ambil resiko. Namun punya kegigihan, ketegaran dan daya juang luar biasa.
Aku mengenal Abim. Yang paling loyal,
setia, dan rajin.
Membersamai kalian membuatku belajar
banyak hal. Kita sama-sama tumbuh.
Kita bersama mengikuti PKM yang
Alhamdulillah berhasil didanai Dikti.
Kalian yang tak pernah menuntutku dan
menerimaku apa adanya.
Kalian selalu datang pada momen spesialku
di kampus. Takkan kulupakan kejutan yang kalian berikan saat hari ulang tahunku,
memberiku kue dan hadiah. Kalian yang ingat ulangtahunku, dan jahatnya aku tak
pernah bisa ingat waktu ulangtahun kalian, walaupun aku sudah berusaha mencoba
menyimpan tanggal tersebut dalam hpku dan merencanakan kejutan, namun tak
pernah bisa terwujud.
Dan terakhir, kalian datang saat momen
terakhirku menjadi mahasiswa, tepatnya di acara wisudaku. Kalian memberiku
bunga dan kado.
Aku sayang kalian karena ALLAH. Semoga
ALLAH menjaga kalian dengan sebaik-baik penjagaan, doa yang diberikan murobbiku
dulu saat aku berpisah dengannya, sama kulantunkan untuk kalian.
Tetap istiqomah ya sholihat. Istiqomah dan
terus istiqomah. Istiqomah untuk berada di jalan kebenaran. Istiqomah untuk
tidak melakukan perbuatan yang tidak jujur seberapa pun menggodanya. Istiqomah
untuk tetap berjilbab syar’i. Istiqomah untuk tidak pacaran seberapa pun
menggodanya. Karena sholihat, yakinlah ALLAH yang Maha Penyayang akan
memberikan jodohmu yang terbaik ketika kalian sabar menunggunya.
Yuk sama sama berusaha memperbaiki diri ya
sholihat. Ayo kita paksa diri kita untuk jadi lebih baik, lebih baik, dan jadi
lebih baik lagi. Sesekali terjatuh tak apa. Berkali-kali bersalah juga tak apa.
Asal jangan berhenti untuk percaya bahwa ALLAH Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang akan selalu memberikan ampunan dan rahmatNYA walaupun dosa kita
sebanyak buih di lautan dan kenyataannya rahmat ALLAH jauh lebih besar dari itu
semua. Asal jangan berhenti untuk terus berusaha memperbaiki diri lagi dan
lagi.
Aku sayang kalian karena ALLAH. Dan aku
nggak pernah berhenti berharap semoga ALLAH berkenan mengumpulkan kita kembali
di surgaNYA yang abadi, dengan sungai-sungai yang mengalir dibawahnya.
Salam sayang,
Kak Asma
Komentar
Posting Komentar