Welcome to Lembah Kapuk Darussalam 2040
BAYANGKAN…
Pukul 04.30 WIB
Jalan Kapuk mulai ramai
Ramai oleh para lelaki yang
berduyun-duyun memenuhi masjid Al Hidayah
Tua, Muda, Dewasa, Anak-anak.,
Hingga shaf-shaf terisi penuh
Tak ada satu pun pemuda yang
tersisa di rumah
Sholat shubuh sebanyak dua rakaat
itu dihabiskan dalam waktu setengah jam, dengan bacaan Qur’an yang tartil dan
merdu sang imam yang seorang hafizh Qur’an tak terasa telah memurojaah hafalan
Qur’an sebanyak setengah juz dalam sholat shubuhnya. Diperdengarkan para makmum
yang khusyuk dan begitu menikmati bacaan sang imam, beberapa ada yang tersedu.
Dilanjutkan dengan pembacaan
almatsurat bersama. Tak ada yang beranjak pulang, semua menikmati indahnya
berjamaah dalam ibadah. Kultum shubuh yang terkadang berisi shiroh, pembacaan
hadits, tazkiyatun nafs, kisah inspiratif, menambah energi ruhiyah mereka. Siap
memulai hari untuk bekerja, beramal sholeh, berdakwah, berjihad di jalanNYA,
dengan masing-masing kafaah yang mereka miliki.
Pukul 06.00 WIB
Tidak ada yang tersisa di hati
seorang Ibu di Kapuk, kecuali…
Kecuali rasa aman nyaman dan
sejahterah.
Tak usah khawatir makan apa hari
itu. Tak usah khawatir memikirkan tumpukan hutang karena sudah tak ada. Tak
usah khawatir biaya berobat yang tiba-tiba diperlukan apabila sakit. Karena semua
warga sudah terjamin kesejahteraannya. Berkat manajemen keuangan zakat di
masjid Al Hidayah, semua warga tak usahkhawatir. Tak adalagi fakir. Masjid menjadi pusat kehidupan warga. Warga
dengan rizki berlebih rutin mempercayakan zakat penghasilannya dalam
pengelolaan keuangan masjid yang berdampak nyata kepada seluruh elemen
masyarakat Kapuk. Di kanan kiri masjid terdapat pusat kesehatan dimana warga
bisa memeriksa kesehatan secara gratis, juga ada koperasi yang menjamin
kesejahteraan semua warga yang menjadi anggotanya, dan terutama perpustakaan
sebagai pusat ilmu pengetahuan yang tak pernah sepi pengunjung.
Pukul 07.00 WIB
Jalan Kapuk bukan hanya ramai,
dengan orang yang lalu lalang siap melanjutkan hari, menambah amalan baru hari
itu, tetapi…
Di kanan kiri jalanan, terdapat
saung-saung yang berisikan tempat belajar terbuka. Dimana setiap pos terdapat
anak-anak atau para remaja yang sibuk menuntut ilmu dengan pembelajaran
langsung dari alam, tempat
diskusi-diskusi ilmiah, ada yang sibuk menciptakan inovasi, ada juga yang sibuk
memikirkan kondisi bangsa dan membuat rumusan solusinya, ada yang fokus pada
pembelajaran agamanya. Semua sibuk menuntut ilmu dengan minat dan kebutuhan
masing-masing, selama ilmu itu bermanfaat.
Pukul 11.00 WIB Abang tukang parkir
tak lagi kesepian karena…
Sibuk dengan Qur’annya,
memurojaah hafalannya, tak lupa sembari menunaikan amanahnya sebagai tukang
parkir. Setiap orang yang lewat menyapanya dengan salam dan jabatan hangat,
seolah saudara yang lama tak jumpa, saudara yang dipersatukan dengan iman,
entah mahasiswa, entah karyawan, entah pedagang. Ah, betapa indahnya bersaudara
karena iman.
Pukul 17.00 WIB
Ibu-ibu tak cemas meskipun
anaknya belum pulang, karena…
Anak-anaknya asyik menuntut ilmu di Sahabat Qur’an..
Membersamai Qur’an, Mempelajari tajwid, memurojaah hafalan,
menambah hafalan baru, mempelajari kandungan-kandungan isi Qur’an. Semua asyik
dengan Qur’annya. Beberapa ada yang sibuk berlari-lari sambil mulutnya
menyenandungkan hafalan Qurannya. Guru-guru mereka yang juga masih berstatus
mahasiswa di sekitar Depok atau khususnya santri IQF, ikut bersemangat menceritakan
keutamaan mempelajari Qur’an, dan terutama mengamalkan apa yang telah
dipelajari, karena Qur’an bukan sekedar ilmu, namun petunjuk untuk cara hidup
yang diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan.
Pukul 21.00 WIB
Selepas pintu rumah dibuka,
seorang Bapak tiba-tiba menangis, memeluk istri, dan anak-anaknya. Pasalnya…
Kajian selepas Isya itu
memberitahukannya bahwa iman tak sekedar berhubungan baik dengan ALLAH, namun
bagaimana keimanan itu bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya, namun
terlebih orang di sekitarnya. Bagaimana keimanan itu harus bisa membuatnya
berlaku lemah lembut terhadap istri dan anak, memenuhi kebutuhan mereka, tidak
hanya nafkah tapi juga batin. Bagaimana keimanan itu menyadarkan kita bahwa
semua yang kita lakukan di dunia akan diminta pertanggungjawabannya. Sekecil
apa pun itu.
SELAMAT DATANG DI LEMBAH KAPUK
DARUSSALAM 2040.,
BISMILLAH..
Komentar
Posting Komentar